Rabu, 21 November 2012

To be successful in 21st century, please do consistently upgrading yourself!

NILAI TAMBAH
"NILAI TAMBAH"
Apa beda iklan di atas dengan iklan-iklan tambal ban umumnya?…
Hari Sabtu dan Minggu yang lalu, saya bersama keluarga melewatkan akhir pekan di resort Patra Jasa Anyer. Timingnya bersamaan dengan saya membawakan sesi motivasi dan team building untuk salah satu BPR terkemuka di Indonesia.
Selepas maghrib, kami sekeluarga keluar jalan-jalan sekalian mencari rumah makan untuk bersantap malam. Di sepanjang sisi jalan berderet sekian banyak rumah makan.
Akhirnya, istri menjatuhkan pilihan untuk bersantap malam di sebuah rumah makan yang lampu neonnya paling terang, gambar menu makanannya menarik, ada tulisan harganya, lapang, dan tempat parkirnya luas.
Saya tanya alasan istri memutuskan di sana? Jawaban istri simple saja: karena tempat tersebut “berbeda” dibanding rumah makan umumnya di sana: remang-remang, spanduk menunya lusuh, dan tidak ada tulisan harganya.
Pilihan istri tersebut kalau kita aplikasikan di dunia kerja, ibarat seorang atasan yang memilih seorang subordinat “JUARA” dibanding subordinat2 lainnya.
Kalau apa yang Anda lakukan/kerjakan, juga mampu dikerjakan oleh teman karyawan lainnya berarti Anda tidak memberikan nilai tambah untuk profesi/pekerjaan dan ke perusahaan. Kalau Anda tidak memberikan nilai tambah berarti pilihan untuk memperoleh kompensasi lebih, jenjang karir yang lebih tinggi, kesempatan belajar, dlsbnya pasti tidak akan jatuh kepada Anda.
Contoh lain: Pembantu Rumah Tangga (PRT) di rumah saya. Berbeda dari PRT-PRT sebelumnya, mbak yang baru ini punya inisiatif melakukan lebih/yang tidak disuruh, bisa memasak, bisa menjaga anak saya, cekatan/sigap. Karakter dan keahliannya tsb menjadikan istri sayang dan menaikkan gajinya padahal baru 3 bulan bekerja. Karena istri menganggap karakter dan keahliannya tsb jauh di atas gaji awal yang diberikan.
Sementara, salah seorang Asisten Apoteker (AA) di apotek & klinik istri suka mengeluh gajinya kurang, sering datang terlambat, karakter kurang bersahabat ketika melayani tamu, lamban, dikeluarkan oleh istri karena menurut istri, gaji yang dibayarkan jauh di atas karakter dan keahlian AA tsb.
Demikian pula di dunia penjualan dan bisnis, ibarat klien/pelanggan/nasabah yang memilih sebuah “SOLUSI” di antara sekian banyak alternatif2 yang tersedia.
Kalau Anda mampu memberikan “SOLUSI” untuk permasalahan para klien/pelanggan/nasabah maka pilihan akan jatuh kepada Anda!
Menjadi “SOLUSI” dengan cara memberikan nilai tambah kepada produk/jasa/perusahaan/diri Anda dan melakukan perbaikan/peningkatan berkelanjutan.
Di area Alam Sutera, sudah banyak apotek tetapi istri konsisten melakukan perbaikan/peningkatan terus-menerus baik dari sisi pelayanan, kelengkapan obat dan alat-alat kesehatan, pemasangan reklame oleh salah satu produsen obat ternama (meningkatkan citra apotek), layanan antar jemput obat/resep, kerja sama dengan perusahaan/pabrik, dlsbnya.
… Kembali ke iklan tambal ban di atas, rasa bangga dan percaya diri untuk menambahkan embel-embel gelar dan spesialisasi,  yang berbeda dari iklan-iklan tambal ban yang umumnya kita lihat, “menggelitik” rasa ingin tahu orang untuk membaca dan mampir. Apalagi kalau setelah mampir, pemilik tambal ban tersebut memberikan / menambahkan “pelayanan ekstra” yang berbeda dibanding tukang tambal ban pada umumnya.
Nah, bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda terus-menerus memberikan nilai tambah untuk produk/jasa/perusahaan/pekerjaan/profesi/diri Anda?

klik Outbound Malang